Tabloid SAUNG hadir untuk menjembatani pelaku usaha yang ingin mempromosikan produk maupun jasanya kepada masyarakat Ungaran Barat, Ungaran Timur, Pudak Payung, Banyumanik dan Tembalang dalam mencapai target pasar keluarga maupun perorangan. Dicetak sebanyak 3.000 eksemplar dan didistribusikan secara gratis di tempat-tempat yang strategis. Oleh karena itu, Tabloid SAUNG merupakan pilihan yang tepat bagi produk, jasa, brand, atau perusahaan anda untuk mempromosikan diri kepada pasar yang lebih luas.
 

VESPO "Vespa Politeknik Negeri Semarang"

VESPO vespa politechnic state of semarang KOMUNITAS VESPA DALAM SOLIDARITAS ORGANISASI Studi Pada VESPO – Vespa Politechnic State of Semarang club Komunitas ini berawal dari keunikan sebuah scooter yang bermerk Vespa. Motor ini memiliki body membulat menyerupai binatang penyengat yaitu lebah. Seperti lebah, yang selalu solidaritas, bekerja sama, rasa solidaritaspun juga tumbuh dari pencinta atau pengendara Vespa. Betapa tidak setiap melewati jalan dengan mengendarai motor Vespa kita akan merasakan pengalaman yang sangat unik.
Komunitas Vespa adalah kebersamaan antara satu sama lain yang tercipta karena kecintaan terhadap motor scooter Vespa. Sekelompok orang-orang hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama. Artinya, ada social relationship yang kuat di antara mereka, pada satu geografis tertentu. Solidaritas adalah mempunyai atau memperlihatkan perasaan bersatu, senasib, sehina, semalu dan sebagainya Solidaritas juga bisa diartikan sebagai tingkat kekompakan dan rasa memiliki, serta pandangan positif para anggota kelompok terhadap kelompok mereka sendiri. Dan VESPO sendiri berdiri dari latar belakang yang sama, mereka adalah sekumpulan mahasiswa yang mempunyai rasa kecintaan sebagai penggemar motor classic ini. Kecintaaan mereka pada Vespa, membuahkan hasil. Dari perkumpulan beberapa orang mahasiswa yang mempunyai Vespa, mereka mempunyai pemikiran visi dan misi yang sama untuk membentuk suatu organisasi. Dari buah pemikiran tersebut, terciptalah organisasi independent komunitas penggemar vespa di di politehnik negeri semarang. Perkumpulan ini bertujuan untuk memberi kegiatan positif kepada mahasiswa, yaitu dengan berkumpul melalui VESPO maka mereka juga belajar mengenal bagaimana berorganisasi. Dan itu juga penting untuk masa depan. Mereka belajar bagaimana memanajemen VESPO sebagai organisasi yang positif dan memberi manfaat ilmu berorganisasi yang tidak diajarkan di kampus. Mereka dapat belajar dari bagaimana cara memanajemen kegiatan VESPO kedepan, pembentukan struktur organisasi, bagaimana mengatasi kendala dalam suatu organisasi.

Kegiatan VESPO pun tidak hanya berkumpul / nongkrong in Vespa di pinggir jalan bersama anggota lain, tetapi dari VESPO mereka mempunyai cara tersendiri, mereka mengambil kegiatan positif dari komunitas ini disamping kuliah sebagai tujuan utama mereka. Seperti “ Mengamen bareng” sebagai iuran kas organisasi, atau mengamen bareng untuk tujuan bakti sosial amal terhadap suatu bencana alam. Acara touring pun sebagai kegiatan wajib anak Vespa juga tidak terlewatkan bagi anak-anak VESPO. Mereka melakukan kegiatan touring bertujuan unutk refreshing dari penatnya jadwal kuliah yang cukup padat untuk setingkat politeknik negeri semarang. Dari mulainya aktivitas perkuliahan yang dimulai dari jam 7, kadang mereka harus pulang sore bahkan malam hari dari jadwal perkuliahan mereka. VESPO sendiri terdiri dari anak-anak politehnik dari beberaoa jurusan di POLINES. Ada yang berasal dari juruan Administrasi Niaga, Akuntansi, Mesin, Sipil, Dan Elektronika. Mereka para penggemar scooter mampu bersatu padu dalam visi untuk membentuk suatu komunitas / organisasi, sangat membanggakan. Politeknik yang katanya anak-anaknya disiplin dan dituntut siap kerja setelah lulus, dan tidak mempunyai waktu yang cukup banyak untuk bermain karena tugas mereka juga yang menumpuk setiap harinya, mampu membentuk suatu komunitas vespa polines. Cukup kreatif, dan tidak kalah dengan perguruan tinggi lainnya, yang mempunyai komunitas juga. 

Anggota dari VESPO sendiri sampai saat ini mencapai 40 orang, mereka terdiri anak politek sendiri, anak dari universitas lain yang ingin bergabung, pelajar SMA, pekerja, karyawan, mekanik, bahkan seorang tukang tambalpun ikut bergabung. VESPO adalah organisasi vespa yang bersifat terbuka dan selalu menerima orang yang menggunakan vespa untuk bergabung, dan sebagai wadah sosialisasi vespa serta pembelajaran organisasi. Mereka tidak hanya terikat orang-orang si politak tetapi juga membuka sosialisasi kepada masyarakat sekitar untuk bergabung bersama VESPO. “orang yang tidak punya vespapun boleh bergabung, asalkan berjiwa vespa, yang penting itu jiwanya, bukan vespanya, akan tetapi lebih baik naik VESPA” sambil tersenyum lebar, ujar ketua VESPO, yang sering dipanggil kecel alias harris ramadhan (mahasiswa tingkat 3 jurusan Administrasi Niaga, Bisnis Internasional) Finance Manager- Leader of VESPO-vice leader maksud dari perkataannya ialah, orang yang mempunyai jiwa vespa, atau jiwa corsa (jiwa persaudaraan sama rasa, senasib) boleh bergabung, sehingga intinya dapat menjalin persaudaraan yang erat terhadap penggemar vespa. VESPO sendiri mempunyai visi dan misi, yaitu bagaimana mengangkat Vespa yang dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat menjadi dibanggakan dan di istimewakan. Mereka mempunyai pemikiran seperti itu, agar jenis kendaraan Vespa jangan dipandang rendah. Dari yang muda vespa jadi istimewa, itu lah slogan dari VESPO.


Mereka mulai mensosialisasikan vespa agar baik dipandang masyarakat dengan memamerkan kendaraan mereka tiap malam Kamis di depan POM BENSIN kampus POLINES Tembalang, Semarang. Mereka memajang kendaraan vespa, agar masyarakat juga tau kalau vespa juga ada yang classic dan cantik bentuknya. Selain itu, anak VESPO juga melakukan konvoy ke daerah pusat kota Semarang, untuk menunjukkan kepada masyarakat, tidak hanya orang tua saja yang memakai vespa akan tetapi anak mudapun jaman sekarang juga mau memakai vespa. “VESPO, satu-satunya Politeknik Negeri di Indonesia, yang mempunyai komunitas Vespa. “
Di dalam organisasi terjadi pertukaran pesan begitu juga dengan organisasi komunitas Vespa, pertukaran pesan itu melalui jalan tertentu yang dinamakan pola komunikasi. Dalam hal ini organisasi komunitas vespa menjadi subjek penelitian. Pola komunikasi adalah alur berjalannya suatu komunikasi yang memiliki fungsi untuk dijalankan dan terjadi karena perilaku anggotanya. Pola komunikasi di bagi menjadi pola komunikasi antar personal, komunikasi kelompok kecil, komunikasi publik, komunikasi massa.
Pola komunikasi yang digunakan organisasi VESPO yaitu pola komunikasi antar personal. pola yang sering digunakan oleh anggota VESPO adalah pola komunikasi diadik, yaitu pendekatan personal masing-masing anggotanya. Dan salah satu upaya VESPO untuk mengatasi konflik yang ada dalam organisasi maupun anggotanya diantaranya mengadakan kegiatan bakti sosial dan selalu mengajak semua anggota yang jarang berkumpul untuk menjalinan kembali persaudaraan sehingga keduanya menjadi seimbang. Selain itu dengan cara ini VESPO tidak hanya menjadi ajang individu anggota untuk berkumpul dan bersenang-senang.

0 komentar:

Posting Komentar